
Hari Bhakti TNI AU

Hari Bhakti TNI Angkatan Udara (AU) akan diperingati pada tanggal 29 Juli 2021. Hari Bhakti TNI AU ini momen yang sangat bersejarah bagi TNI AU. Setiap tahun penyelenggaraan Upacara Hari Bhakti TNI AU selalu dipusatkan di Yogyakarta, yakni di Monumen Perjuangan TNI AU. Pada tahun 2021 ini, tema Hari Bakti TNI AU adalah "Dilandasi semangat kepahlawanan 29 Juli 1947, TNI Angkatan Udara siap mendukung percepatan penanganan Covid-19 menuju tatanan baru untuk Indonesia maju".
Hari Bhakti TNI AU beririsan dengan peristiwa heroik TNI AU saat melakukan serangan udara ke beberapa tempat pendudukan Belanda di wilayah Indonesia. Selain itu, juga untuk mengenang wafatnya 3 (tiga) perintis dan pelopor TNI AU dalam jatuhnya pesawat Dakota VT-CLA karena serangan Belanda.
Pembentukan TNI AU berawal dari diresmikannya Badan Keamanan Rakyat (BKR) pada tanggal 23 Agustus 1945. Pada awalnya, Angkatan Udara tidak memiliki fasilitas dan pesawat terbang yang memadai. Pada tanggal 5 Oktober 1945, BKR mengalami pergantian nama menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Otomatis perubahan nama itu mempengaruhi BKR bidang penerbangan yang juga berubah menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR) Jawata Penerbangan di bawah Komodor Udara Soerjadi Soerjadarma. Dalam sejarahnya, TNI AU beberapa kali mengalami perubahan nama, seperti TRI jawatan penerbangan pada tanggal 23 Januari 1946. Kemudian, pada tanggal 9 April 1946, berubah menjadi Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI). Hari lahir TNI AU diresmikan bersamaan dengan berdirinya Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Majalah “Soeloeh Tentara” terbitan Agustus 1947 memuat iklan ucapan duka cita. Redaksi majalah itu menyatakan “Saluut Revolusioner” kepada Pahlawan Udara : ex-Wingcommander Constantine dan Ny Constantine (Inggris), ex-Squadronlader Hazelhusrt (Inggris), Bidaran (India), Dr Abdulrahman Saleh, Adi Sucipto, Hadi Sumarmo Wirjokusumo, Arifin, dan seorang warga negara Inggris yang belum diketahui Namanya. Kalimat kedua iklan duka cita itu menyatakan, “Jang gugur karena serangan udara pada tg.29-7-1947. Mereka djadi kurban kebengisan dan kekedjaman fasis Belanda. Ikut berkabung. Keluarga Soeloeh Tentara”
Peristiwa yang membuat redaksi Soeloeh Tentara edisi Nomor 11/12 Tahun I itu-dan tentunya banyak lagi pihak Indonesia yang lain-berduka cita demikian adalah peristiwa penembakan hingga jatuh pesawat transport C-47 Dakota nomor registrasi VT-CLA, di Desa Ngoto, Kabupaten Bantul, DIY, pada 29 Juli 1947.
Di lokasi itu, pesawat terbang sewa yang difasilitasi seorang warga negara India simpatisan kemerdekaan Indonesia, Biju Patnaik, menghunjam Bumi dan menewaskan delapan dari sembilan orang yang turut dalam penerbangan kemanusiaan berlatar semangat mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.
Tiga di antara korban itu adalah perintis AURI yang kini Bernama TNI AU, yaitu Agustinus Adisucipto, Adi Sumarmo, dan Abdulrahman Saleh. Kelak nama-nama mereka diabadikan menjadi nama pangkalan-pangkalan udara TNI AU, yang pada masa Orde Baru dan beberapa masa sesudahnya adalah pangkalan udara utama TNI AU.
Di Desa Ngoto di mana peristiwa itu terjadi, kemudian dibangun monument dan di sana juga Komodor Muda Udara Prof Dr Abdurrachman Saleh beserta istri dimakamkan. Bagi TNI AU, peristiwa pada 29 Juli 1947 itu diabadikan menjadi Hari Bakti TNI AU, yang juga adalah inspirasi pengabdian tanpa syarat matra udara TNI ini bagi Ibu Pertiwi.
Dalam rangka memperingati Hari Bhakti TNI Angkatan Udara Tahun 2021, TNI AU yang diwakili Panglima Komando Operasi Angkatan Udara (Pangkoopsau) II, Marsda TNI Minggit Tribowo memberikan perhatian dan terima kasih dalam bentuk tali asih kepada 239 purnawiraman TNI AU Makassar yang tergabung dalam Organisasi PPAU Cabang 50.