
Hari Gizi dan Makanan Nasional


Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Makanan yang diberikan sehari-hari harus mengandung zat gizi sesuai kebutuhan, sehingga menunjang pertumbuhan yang optimal dan dapat mencegah penyakit-penyakit defisiensi, mencegah keracunan, dan membantu mencegah timbul terjadinya penyakit-penyakit yang dapat mengganggu kelangsungan hidup kita.
Setiap tahun pada tanggal 25 Januari, Indonesia memperingati Hari Gizi dan Makanan Nasional. Hari Gizi dan Makanan Nasional diselenggarakan untuk memperingati pengkaderan tenaga gizi Indonesia pada tanggal 25 Januari 1951. Upaya perbaikan gizi masyarakat sebenernya telah dimulai sejak tahun 1950 yakni pada saat Menteri Kesehatan Dokter J Leimena mengangkat Prof Poorwo Soedarmo sebagai Kepala Lembaga Makanan Rakyat (LMR). Peringatan Hari Gizi Nasional pertama kali diadakan pada tahun 1960-an hingga sekarang.
Indonesia mengalami perbaikan dalam hal prevalensi masalah gizi khususnya prevalensi gizi kurang dan stunting. Berdasarkan Riskesdas 2013-2018, meskipun prevalensinya masih tinggi dan diatas ambang batas WHO masalah kesehatan masyarakat, prevalensi gizi kurang dan stunting menurun berturut-turut dari 19,6% menjadi 17,7% dan dari 37,2% menjadi 30,8%.
Hari Gizi dan Makanan Nasional diperingati setiap tahunnya untuk memenuhi tujuan sebagai berikut :
-
Meningkatkan pengetahuan dan peran aktif masyarakat tentang kesehatan dan gizi.
-
Menyebarluaskan informasi dan promosi kepada masyarakat tentang pentingnya asupan gizi seimbang tidak hanya pada masa pandemi, tetapi di setiap saat.
-
Meningkatkan peran media massa di dalam kampanye berbagai asupan bergizi sebagai salat satu upaya peningkatan kualitas kesehatan masyarakat.
-
Meningkatkan komitmen dan kerja sama antara pemerintah, baik di dalam sektor kesehatan maupun non-kesehatan di tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota, serta swasta di dalam gizi dan kesehatan.